Rabu, 20 Januari 2010

Sudah tepatkah pilihan investasiku

Berapa Anda investasi tiap bulan ?
Kemana Anda berinvestasi tiap bulan ?
Kenapa harus berinvestasi di tempat itu ?
Pernahkah Anda bertanya seperti ini kepada diri Anda sendiri ?
Atau pertanyaan seperti ini :
“ Berapa persen saya harus berinvestasi untuk pensiun ?”
“ Mana yang lebih baik, pakai asuransi pendidikan atau tabungan pendidikan ?”
“ Apakah menguntungakn berinvestasi di Bank ?”
Pertanyaan standar tentang investasi yang hampir selalu saya temui saat melakukan seminar atau melakukan talkshow di salah satu media.
Saya tidak menyalahkan pertanyaan-pertanyaan di atas. Sebab memang hal tersebut harus Anda tanyakan sebelum melakukan investasi. Nah untuk itulah tulisan ini dibuat, ya semoga bisa menjawab sebagian besar pertanyaan Anda tentang sudah tepatkah investasi saya ?.


Apa itu investasi ?

Menurut Anda apa sih investasi itu ?

Kalau Anda sekali waktu berjalan ke pertokoan dan masuk ke toko buku, maka Anda akan mendapatkan banyak sekali penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan investasi. Semua teori memberikan penggambaran dan penjelasan yang berbeda tentang investasi. Tapi kalau saya boleh sedikit mengajukan pendapat, menurut saya investasi adalah “tindakan yang dilakukan untuk tujuan meningkatkan atau menambah nilai atau kekayaan yang kita miliki”

Bagaimana ? ; Mungkin pendapat saya ini tidak tepat, tapi menurut saya ini lah yang dimaksud dengan investasi. Saya menggaris bawahi kata tindakan karena memang investasi adalah suatu ”action” bukan sekedar angan-angan. Jadi kalau Anda baru berencana untuk membeli emas, maka Anda belum berinvestasi. Atau kalau Anda baru bercerita bahwa akan membeli reksadana, maka itu belum dikatakan investasi. Tapi kalau Anda membeli emas dengan tujuan untuk mengharapkan adanya penambahan nilai beberapa waktu kedepan walaupun itu hanya 1gram, itu adalah investasi.
Kata tindakan juga saya garis bawahi karena suatu tindakan akan menimbulkan akibat, baik itu negatif maupun positif. Untuk yang positif kita bisa sebut sebagai hasil dari suatu tindakan, sedangkan yang negatif bisa kita sebut sebagai risiko yang juga harus siap kita terima. Jadi kesimpulannya untuk melakukan investasi, kita memang harus bertindak sebab tanpa bertindak hasil nyata tidak akan didapat. Walaupun dengan tindakan itu kita harus siap dengan kemungkinan hasil dan tentu saja risikonya.

Melakukan Investasi

Saya yakin sebagian dari Anda sudah melakukan investasi. Mungkin ada yang berinvestasi di deposito, atau mungkin sebagian lagi menambah kekayaannya melalui property, sebagian lagi lebih senang dengan emas. Apapaun jenis dan cara investasi yang Anda lakukan, saya ucapkan selamat. Hal itu jauh lebih baik daripada Anda tidak berinvestasi sama sekali. Tapi kalau saya boleh kembali bertanya seperti judul di atas, sudah tepatkah pilihan investasi yang Anda lakukan ?
Sebelum lakukan investasi, lakukan 3 langkah di bawah ini :

1. Tentukan tujuan keuangan
Apa bedanya investasi di tabungan dengan saham ? Apa bedanya berinvestasi dengan membeli tanah dengan membeli emas ?

Bila Anda melakukan investasi tanpa tujuan, pasti Anda akan sulit menjawabnya. Seorang klien berkata bahwa ia menabung di tabungan supaya uangnya tidak habis. Sebagian klien saya juga beralasan dia membeli tanah supaya investasinya ada bentuknya. Dan ada juga klien saya bercerita dia membeli emas supaya uangnya tidak turun nilainya dibanding inflasi. Secara umum sih benar. tapi sebaiknya sebuah investasi harus memiliki tujuan. Kenapa demikian ? karena tiap tujuan investasi akan mengakibatkan pemilihan alat investasi yang berbeda, hasil investasi yang diharapkan yang berbeda dan yang pasti risiko yang siap diterima juga berbeda. Untuk tujuan jangka pendek, fokuslah ke risiko dan likuiditas artinya untuk jangka pendek cari produk yang risikonya rendah dan likuiditasnya tinggi. Kenapa ? karena Anda membutuhkan dananya cepat. Jadi jangan sampai pada waktu dibutuhkan nilai uang Anda turun. Untuk jangka panjang ? bolehlah memilih produk yang berisiko dan likuiditas rendah tapi tentu dengan imbal hasil yang tinggi. Karena Anda membutuhkan dananya masih agak lama jadi pengendalian risikonya bisa lebih mudah dijaga.

2. Kenali Produk Investasinya
Berhubungan dengan tujuan di atas,dalam berinvestasi Anda sebaiknya mengenal produk pilihan Anda. Suatu produk investasi memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan produk lainnya. Produk jangka panjang memiliki kelebihan di hasil yang tinggi sedangkan produk jangka pendek memiliki kelebihan di risiko yang rendah. Sesuaikan hal tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Sesuaikan dengan profil risiko
Apa tipe risiko pribadi Anda ? apakah senang berisiko atau tidak ? untuk Anda yang senang berisiko, mungkin tidak menjadi masalah memilih produk yang berisiko. Tapi untuk Anda yang tidak senang berisiko, cari produk yang tidak berisiko pula. Mungkin beberapa orang senang berinvestasi di saham untuk investasi jangka panjangnya karena memberikan imbal hasil yang tinggi walaupun penuh ketidak pastian. Tapi sebagian lagi tidak. Mereka lebih senang berinvestasi jangka panjang di produk property seperti tanah atau bangunan karena merasa lebih pasti. Selain pribadi, ada lagi pertimbangan lain seperti misalnya usia dan status. Usia Anda sudah cukup tinggi, sebaiknya jangan berinvestasi di produk yang berisiko tinggi. Begitu pula sebaliknya. Kenapa ini penting ? karena biasanya investasi yang memberikan hasil tinggi adalah produk untuk tujuan jangka panjang. Jadi kalau usia Anda sudah tinggi, untuk apa berinvestasi untuk jangka panjang ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar