Rabu, 27 Januari 2010

Resep Cerdas Finansial

Seorang teman sering curhat tentang masalah ekonomi. Ia sering mengeluhkan hampir tiap bulan mengalami defisit, sehingga berhutang jadi kebiasaan yang tidak bisa dihindari. Permasalahan ekonomi memang merupakan sumber konflik yang mengganggu. Saya kira hampir semua orang mengalaminya, karena golongan orang kaya hanya sedikit jumlahnya. Tapi tidak bisa dipastikan juga kalau mereka tidak punya masalah dengan kekayaannya. Bukankah setiap orang punya masalah, tidak perduli kaya atau miskin.

Saya pribadi pernah mengalami masalah ekonomi. Saya berkeinginan mandiri secara finansial, sehingga dapat memenuhi keperluan pribadi dan memiliki tabungan sendiri diluar pendapatan dari kerja suami. Tidak ada cara lain untuk memperoleh penghasilan selain dengan bekerja, tentunya. Tapi saya masih memiliki tanggung jawab lain, yaitu mengasuh anak kami yang berusia 22 bulan. Maka dunia usaha menjadi alternatif solusi yang saya pilih.

Walaupun merupakan dunia yang sama sekali baru, saya coba menjalaninya. Lagipula saya tidak secara langsung terjun kelapangan untuk menjual barang dagangan. Istilahnya tunggu setoran, jadi tidak harus meninggalkan rumah dan sikecil. Alhamdulillah, ada kepuasan tiada tara ketika memiliki penghasilan dari usaha sendiri, walau tidak seberapa. Ibarat pepatah lama, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit.

Pengalaman pribadi ini, saya tularkan kepada teman yang sering mengeluhkan kesulitan ekonomi rumah tangganya. Saya sarankan kepadanya untuk menambah penghasilan diluar gaji suami. Beberapa waktu yang lalu, teman saya yang berada di Yogyakarta itu SMS, menawarkan kerjasama usaha kecil-kecilan. Sebagai teman berbagi tidak mungkin jika saya tidak menyambutnya. Pada prinsipnya seseorang bisa jadi kaya dengan berbagi.

Banyak kasus kriminal terjadi disebabkan masalah ekonomi. Seperti kasus yang terjadi di Banua kita baru-baru ini, seorang ibu yang menjual anak angkatnya karena alasan kesulitan ekonomi. Siapa yang harus disalahkan ? Apa dan siapa yang harus diperbaiki ? Kalau menurut buku “menciptakan mesin uang sendiri”, penyebab utama kemiskinan atau masalah finansial adalah ketakutan dan kebodohan, bukan masalah ekonomi semata.

Berapa banyak kasus kesulitan ekonomi yang berakhir ironis? Kasus yang terjadi di Malang, seorang ibu nekat menghabisi nyawa keempat anaknya dan iapun ikut bunuh diri. Kasus di Jawa Barat, seorang ibu memaku kepala bayinya setelah itu ia juga memaku kepalanya sendiri. Kasus penculikan anak yang sedang marak Mengapa tindakan nekat ini begitu mudah terjadi pada masyarakat kita akhir-akhir ini? Apakah cukup dengan komentar dan ketakutan bahwa kejadian tersebut merupakan ancaman baru yang harus diwaspadai? Lantas apa tindakan nyata yang harus dilakukan untuk mencegah atau mengatasi agar peristiwa ironis tersebut tidak terjadi lagi.

Tidak semua orang sanggup menghadapi beban hidup, terutama kesulitan ekonomi. Dalam Islam, muslim yang kuat lebih dicintai Allah daripada muslim yang lemah, karena kemiskinan lebih dekat kepada kekafiran. Seseorang yang menjalani hidupnya dengan bersyukur, biasanya lebih kuat dalam menghadapi kerasnya hidup. Seperti kisah hidup sederhana orang-orang yang menyandarkan hidup dari berjualan wadai. Kenyataannya mereka masih bisa membiayai sekolah anaknya dan makan sehari-hari seluruh anggota keluarganya, bahkan kebutuhan lainnya, subhanallah ! Inilah mungkin keberkahan hidup bagi orang yang pandai bersyukur.

Berbeda sekali dengan orang yang mensikapi kesulitan dan kekurangan materi sebagai beban kehidupan. Apalagi jika tidak ada tempat untuk berbagi cerita. Lebih berbahaya lagi jika ia termasuk tipe orang yang tidak mudah atau tidak dapat mengungkapkan beban pikiran dan perasaanya pada orang lain. Lama kelamaan persoalan yang ia hadapi akan memperparah beban pikiran dan perasaannya. Pada situasi seperti ini, seseorang seringkali merasa menghadapi jalan buntu dan merasa tidak mungkin lagi persoalannya itu diselesaikan kecuali dengan mengambil jalan pintas. Kondisi inilah yang membuat seseorang terjerumus pada tindakan kriminal, yang tidak hanya merugikan dirinya sendiri tapi juga orang lain.

Bagaimanapun mencurahkan segala isi hati adalah hal yang mesti kita lakukan. Ada saat-saat dimana seseorang ingin didengar oleh orang lain. Berbagi cerita dapat menjadi salah satu cara untuk menyalurkan segala beban emosional yang dihadapi seseorang. Selain dapat mengurangi beban, bisa jadi mendapat jalan keluar berupa saran atau masukan dalam mengatasi persoalan, itu kalau tepat dalam memilih kepada siapa harus berbagi.

Tempat yang tepat untuk berbagi adalah Allah dan pasangan hidup. Namun, seringkali disebabkan kemampuan berkomunikasi kita yang masih lemah, komunikasi dengan pasangan justru terhambat. Sehingga pertengkaranlah yang akhirnya terjadi. Untuk menghindari kemungkinan ini terjadi, sebaiknya kita mencari teman yang amanah ketika ingin berbagi cerita. Begitu pula ketika seseorang mengadukan masalahnya kepada Allah, ingin masalah segera terselesaikan, padahal Allah menghendaki kita bersungguh-sungguh, bahkan merengek-rengek kepada-Nya saat meminta karena ingin menguji seserius apa kita memohon kepada-Nya.

Kelemahan dalam kemampuan berkomunikasi dapat menimbulkan hubungan yang tidak harmonis. Apabila terjadi hubungan yang tidak harmonis antar individu, maka biasanya yang menjadi korban adalah perempuan dan anak-anak. Karenanya kita perlu terus belajar dan melatih cara demi cara terbaik dalam kemampuan berkomunikasi, baik kepada Allah, pasangan dan orang lain. Sehingga kita dapat membagi cerita dan mengurangi beban hidup yang tengah melanda.

Permasalahan ekonomi sepertinya sedang menjadi topik hangat. Menurut sebuah tulisan yang saya baca diHarian Kompas bahwa permasalahan ekonomi ada hubungannya dengan bagaimana kita memperlakukan perempuan. Kebanyakan yang menjadi korban dari kasus permasalahan ekonomi adalah perempuan dan akhirnya anak-anak juga. Disebutkan bahwa rendahnya partisipasi dan produktivitas perempuan mengakibatkan hilangnya peluang peningkatan pertumbuhan ekonomi dan berdampak negatif terhadap kualitas tumbuh kembang anak.

Partisipasi perempuan disini ditujukan dalam hal kontrol terhadap pendapatan rumah tangga (control the cash). Diperkirakan, kian besar control the cash, kualitas anak kian meningkat. Control the cash bagi perempuan diperkirakan tidak hanya dalam hal konsumsi pangan, tetapi juga pendidikan dan kesehatan anak. Karena itu, diperlukan komitmen semua pihak guna meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan keputusan keluarga berupa control the cash. Lebih ditentukan pula oleh sikap dari perempuan itu sendiri, berkaitan dengan masalah ekonomi dan kualitas anak bangsa.

Kecerdasan finansial perlu dimiliki oleh para perempuan. Agar tidak terjebak pada tindakan negatif yang mengarah ketindakan kriminal ketika mengalami persoalan ekonomi. Menurut Abu Al Ghifari dalam bukunya “Menciptakan mesin uang sendiri”, panduan kaya dan kaya selamanya, keberhasilan finansial jangka panjang ditentukan dari jumlah langkah yang diambil, arah yang dituju, dan jumlah tahun yang dihabiskan. Artinya ada perencanaan dan pengelolaan yang baik. Semuanya memerlukan proses. Jadi jangan mimpi bisa kaya mendadak.

Tradisi menabung sebenarnya merupakan salah satu kunci kecerdasan dan keberhasilan finansial. Tradisi ini sepertinya sudah lama ditinggalkan, padahal walaupun sepertinya memakan waktu lama, menabung itu menguntungkan masa depan. Tapi kebanyakan orang sekarang ini, segalanya ingin cepat dan langsung mendapat dalam jumlah yang besar. Bukankah yang besar dan banyak itu, dimulai dari yang kecil dan sedikit ?

Seseorang yang memiliki pekerjaan, apapun jenis pekerjaannya, tidak bisa hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaannya itu, jika ingin sukses finansial. Ternyata orang-orang kaya yang sukses dan bebas secara finansial itu punya dua resep, yaitu menabung dan berinvestasi. Investasi merupakan aktivitas yang juga sedang trend saat ini. Tapi tidak semua orang mampu berinvestasi. Caranya, daripada Anda berhutang untuk keperluan konsumtif, lebih baik berhutang untuk diinvestasikan. Bedanya, kalau hutang konsumtif jadi beban, begitu digunakan untuk memenuhi kebutuhan, uangnya langsung habis. Ini disebut hutang yang merugikan masa depan. Kalau hutang untuk investasi jelas menguntungkan, uang pinjaman tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan sekaligus dapat menjadi simpanan dan penghasilan untuk melunasi hutang.

Daripada menularkan gaya hidup konsumtif pada anak, lebih baik mendidik anak cerdas finansial dengan berhemat dan menabung. Semakin banyak orang yang mengetahui manfaat kontrol terhadap pendapatan rumah tangga, berhemat, dan menabung, insyaAllah semakin banyak manfaat yang dirasakan dalam menjawab banyaknya persoalan ekonomi pada kehidupan masyarakat saat ini. Dan akhirnya berdampak positif pula pada kualitas tumbuh kembang anak sebagai generasi anak bangsa dimasa depan.

Mari menerapkan resep hidup cerdas finansial, agar persoalan ekonomi dapat teratasi, semoga !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar